Ketika Universitas Padjadjaran Belanja Laptop

’Apabila Unpad akan bekerjasama dengan vendor notebook untuk kredit laptop bagi civitas academia merk apa yang anda inginkan….’ketika unpad belanja laptop

Seorang mahasiswa yang juga seorang Blogger bertanya ’Kang, kita akan dapat laptop dari Universitas ya?’. Ingatan langsung beralih pada polling Unpad yang menanyakan kerjasama dengan vendor notebook yang mana yang diinginkan.

Saya lalu jadi teringat keinginan anggota DPR yang beberapa waktu lalu menginginkan pembagian laptop. Yang disayangkan, diluar polling tersebut tidak ditemukan penjelasan, baik tulisan ataupun pengumuman yang membahas mengenai kredit laptop tersebut….

Tapi setelah dipikir-pikir sepertinya ini kasus yang berbeda, antara keinginan anggota DPR dan rencana kredit laptop oleh Universitas Padjadjaran. Tapi hal ini tetap menjadi obrolan yang menarik. Mari kita bedah satu persatu…

Penggunaan laptop oleh dosen

Di kelas seringkali dosen muda dan dosen tua di Unpad mengungkapkan perbedaan pendapatnya mengenai penggunaan teknologi. Contoh, penggunaan kalkulator statistik atau penghitungan manual. Tapi biasanya, kritik masing-masing pihak (pro kalkulator statistik-kontra kalkulator statistik) tidak dikemukakan langsung. Biasanya mereka saling kritik dibelakang saja.

Apa hubungannya dengan laptop. Laptop biasanya digunakan oleh dosen-dosen muda Unpad. Jika ada dosen Unpad yang relatif senior dan menggunakan laptop, pastilah dia dosen yang juga merangkap degan jabatan birokrasi di Unpad. Atau dosen tua yang sebelum menjadi dosen Unpad adalah pejabat di perusahaan tertentu dan ketika tua ingin mengabdikan ilmunya di Unpad.

Ada masalah apa sehingga penggunaan laptop oleh dosen dianggap tidak efektif oleh dosen-dosen yang lebih senior?. Katanya laptop membuat dosen hanya menyampaikan pointer-pointer yang menjelaskan surface value saja, tidak menukik dan memahamkan mahasiswa. Penggunaan laptop hanya memudahkan dosen untuk kejar setoran mengajar yang harus selesai dalam satu pertemuan.

Tanggapan mahasiswa Unpad beda lagi. Dosen sebenarnya hanya membacakan apa yang ada di powerpoint di laptopnya, yang jika powerpoint hasil rangkuman dosen ini berbahasa inggris, maka tugas dosen adalah menerjemahkannya.

Jadi dosen pengguna laptop ini hanya bertugas layaknya pemandu turis. Menerangkan bangunan-bangunan asing diatas bus wisata, sambil menerjemahkan plang-plang nama bangunan dan jalan. Tidak lebih.

Anekdot komputer dan PNS

Katanya PNS yang karena bingung harus mengerjakan apa, tidak memilki banyak tugas yang menyibukkan dirinya di kantor. Untungnya ada komputer (apalagi kalau ada internetnya), sehingga PNS bisa bermain soliter (kartu) di komputer, sambil menunggu celah waktu bisa jalan-jalan ke mall.

Jika ada internet, PNS bisa browsing gosip-gosip artis, sambil diselingi penawaran dari sales pisau cukur yang tiba-tiba nyelonong ke kantor untuk promosi. Atau komputer bermanfaat agar ketika ada warga masuk dan melaporkan keperluannya, PNS bisa tetap bergaya sibuk, dan memasang bergain atas keperluan warga.

Ironis? Tentu saja. Lebih dari itu, tragis.

Apa yang mesti dilakukan?

Pertimbangan pembagian laptop dengan cara bantuan kredit tentu bermanfaat bagi dosen Unpad, karena akan mengefisienkan kerja dosen dalam mempersiapkan bahan belajar-mengajar. Tapi kepemilikan laptop tentu tidak akan banyak berarti jika dosen atau siapapun hanya dapat mengoprasikan microsoft word dan powerpoint saja (apalagi yang dikerjakan pembantunya atau anaknya). Jika skillnya hanya sebatas itu, lebih baik dosen dibagikan flashdisk saja dan Unpad menyediakan laptop di setiap ruang kelas untuk presentasi mengajar.

Kecuali jika civitas akademica yang dimaksud adalah bagian kesekretariatan yang memang bertugas dan bertanggungjawab atas ketik mengetik, atau bagian TI yang bertugas mengolah data dan mempublikasikannya via jaringan internet, karena mereka memang butuh laptop, software, wireless dan perangkat lainnya.

Atau justru yang akan mendapat kemudahan kredit adalah mahasiswa. Karena mahasiswa sekarang banyak yang mulai jago dalam berbisnis di internet, ada mahasiswa Unpad yang jago bermain forex. Atau para webmaster yang selama ini punya usaha online, seperti PPC, TLA, affiliate, sale own product dll.

Training penggunaan laptop

Kecuali jika Unpad memberikan skill pendukung juga bagi civitas academika yang akan mengoprasikan laptop tersebut. Jika tidak sama saja memberikan sesuatu kepada orang yang tidak kompeten untuk menggunkannya. Maka fungsi dari laptop tersebut tidak lebih dari penegasan status sosial.

Ketika selama ini penggunaan laptop oleh pengajar tidak lebih dari MS Word dan Powerpoint semata, indikasi masalah laptop adalah masalah status sosial menjadi semakin mencolok. Takut tidak gaya kalau tidak pake laptop (ini anekdot tragis).

Kami sendiri sebenarnya belum mengetahui rencana kredit laptop ini akan digunakan untuk apa. Tulisan ini hanya prediksi atas rencana kredit laptop. Dari yang kami dengar selintas, Unpad akan memberikan subsidi bagi dosen untuk kredit laptop. Tapi semuanya baru kabar burung (alias gosip).

Buat warga Unpad yang tahu, boleh tuh disharing disini. Biar kita bisa sama-sama melihat kemajuan kampus kita tercinta, Universitas Padjadjaran.

4 Responses

  1. bener juga yak.. kadang kadang kurang ngerti juga kalo pake laptop jelasninya……mendingan di jelasin cuman pake papan tulis juga lebih ngereti…sekarang kebaca deh kenapa orang orang penting kita justru dari wilayah wilayah terpencil yang teknologinya blom maju…kalo masalah laptop buat dosen sih mending buat mahasiswanya aja…. hahaha.. tapi memungkinkan kan buat yang berprestasi? misal ip 4 kasi layarnya doank semester 2 tetep kasi lagi keyboardnya.. semester selanjutnya berlanjut .. ntar pas lulus uda serangkai… suruh deh ngerangkai sendiri.. masa mahasiswa gapek ga bisa ngerangkai laptop… hahaha ( kidding )

  2. tawaran menarik, tapi Bi IP 4? apa ngga sekalian miimal IP 4? hehe….
    tawaran Menarik nih…. gimana buat para pengambil kebijakan di Unpad…???
    ditunggu nih komentarnya…

  3. Laptop sangat berguna ketika ketika saya mengajar di kelas, bahan-bahan tersedia penuh di hardisk dan bisa diberikan dalam perkuliahan. Kadang saya bawa sendiri LCD proyektor buat menampilkan perkuliahan ketika kebagian kelas yang tidak ada TV nya. Kenapa demikian? kalo pake papan tulis aza, nulis di sudah makan waktu, menerangkan sudah makan waktu dan tidak bisa langsung memperlihatkan hasil eksekusi program (kebetulan ngajar programming). Tentunya pembelajaran akan lebih menarik dan kaya, mahasiswa tidak sekedar membayangkan tapi bisa melihat, karena pada saat kuliah dia bisa memaksimalkan semua panca inderanya untuk menangkap materi kuliah (Visual, Audio, Text, Image, Film) bisa dinikmati. Dan itu semua skrg bisa tersedia dengan teknologi. Jadi itulah mangapa saya selalu bawa laptop ketika kuliah. Yang jelas ketika di kelas harapan saya adalah mahasiswa bisa mendapatkan lebih dari sekedar perkuliahan biasa. Namun memang, mentalitas mahasiswa juga kadang tidak sama, masih banyak yang pengennya disuapi, nunggu materi, tidak aktif bertanya atau celakanya hanya sekedar kuliah supaya gugur kewajiban ngisi absen. Kalau pengen kuliah berhasil tentunya harus dibarengi niat yang kuat, kemauan dan aktif. Sekali lagi aktif, ingat dosen bukan sumber ilmu, sekedar fasilitator untuk membantu mahasiswa mendapatkan ilmu. Kalau tidak aktif mencari, mengeksplore, mencoba, eksperiman sendiri, diskusi wah…ketinggalan deh…Viva Almamater

  4. boleh tuh belanja laptop…ama toko saya aja…
    semua type ada..
    hub 021 687 62 903

Leave a comment